Ekonomi Indonesia
Indonesia memiliki
ekonomi berbasis-pasar di mana pemerintah memainkan peranan penting. Pemerintah
memiliki lebih dari 164 BUMN
dan menetapkan harga beberapa barang pokok, termasuk bahan bakar,
beras, dan listrik. Setelah krisis finansial Asia yang dimulai pada
pertengahan 1997, pemerintah menjaga banyak porsi dari aset sektor swasta
melalui pengambilalihan pinjaman bank tak
berjalan dan asset perusahaan melalui proses penstrukturan hutang.
Sistem Ekonomi Gerakan Benteng
Sistem ekonomi Gerakan Benteng merupakan usaha pemerintah Republik Indonesia untuk mengubah struktur ekonomi yang berat sebelah yang dilakukan pada masa Kabinet Natsir yang direncanakan oleh Sumitro Djojohadikusumo (menteri perdagangan). Program ini bertujuan untuk mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional (pembangunan ekonomi Indonesia). Programnya adalah:- Menumbuhkan kelas pengusaha dikalangan bangsa Indonesia.
- Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional.
- Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu dibimbing dan diberikan bantuan kredit.
- Para pengusaha pribumi diharapkan secara bertahap akan berkembang menjadi maju.
- Para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha non pribumi dalam kerangka sistem ekonomi liberal.
- Para pengusaha pribumi memiliki mentalitas yang cenderung konsumtif.
- Para pengusaha pribumi sangat tergantung pada pemerintah.
- Para pengusaha kurang mandiri untuk mengembangkan usahanya.
- Para pengusaha ingin cepat mendapatkan keuntungan besar dan menikmati cara hidup mewah.
- Para pengusaha menyalahgunakan kebijakan dengan mencari keuntungan secara cepat dari kredit yang mereka peroleh.
Ekonomi Indonesia
|
|
Mata
uang
|
|
Tahun
fiskal
|
Tahun
kalender
|
Organisasi
perdagangan
|
|
Statistik [1]
|
|
Peringkat
PDB
|
|
PDB
|
|
Pertumbuhan
PDB
|
|
PDB
per kapita
|
|
PDB
berdasarkan sektor
|
|
Pop
di bawah garis kemiskinan
|
|
Tenaga
kerja
|
|
Tenaga
kerja berdasarkan pekerjaan
|
|
Industri
utama
|
minyak
bumi dan gas alam; tekstil, perlengkapan, dan sepatu; pertambangan, semen,
pupuk kimia, plywood; karet; makanan; pariwisata
|
Perdagangan Internasional[2]
|
|
Ekspor
|
|
Komoditi
utama
|
|
Mitra
dagang
|
|
Impor
|
|
Komoditi
utama
|
mesin
dan peralatan; kimia, bahan bakar, makanan
|
Mitra
dagang
|
Jepang
13%, Singapura
12,8%, Cina
9,1%, Amerika Serikat
8,3%, Thailand
5,2%, Australia
5,1%, Korea Selatan
4,7%, Arab Saudi
4,6% (2003)
|
Keuangan publik [3]
|
|
Utang
pemerintah
|
$454.3
milyar (56.2% dari GDP)
|
Pendapatan
|
|
Belanja
|
|
Bantuan
ekonomi
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar